Skip to main content

Posts

Mudik Part Ke-Sekian (lagi)

Selamat pagi siang sore dan malam semuanya.. gimana liburan natal kemarin? menyenangkankah? menyedihkankah? atau biasa saja? seperti jalan hidup si penulis yang juga biasa saja? #ngoooook Oke, kali ini gw bakal ceritain beberapa bagian atau penggalan dalam cerita mudik kemarin yang lumayan panjang, lebih panjang dari 5 cm. Berhubung tanggal 25 Desember (Natal) itu jatuh pada hari selasa, dan tanggal 24 hari senin, pastinya ada cuti bersama di hari seninnya, secara hari kejepit. Nah sebagai perantau yang baik hati dan sayang keluarga, gw pun pulang kampung. berangkat hari jumat pulang hari selasa. Sebenarnya ada sedikit penyesalan ketika mengetahui tanggal 31 Desember (sari senin juga) itu juga cuti bersama. Tau gitu kan gw ngambil aja cuti tahunan 3 hari. jadi liburan bisa seminggu full. Tapi tak apalah.. tak perlu menyesal, tak ada gunanya juga gundah gulana galau... siapa tahu ada hikmah dibalik ini semua.. *pose alim, pake peci, baju koko dan elus elus jenggot* , misalnyaaa... siap

Jakarta Motor City

oh romantisnya dua sejoli ini Posting kali ini terinspirasi dari lagunya Sir Dandy yang berjudul Jakarta Motor City atau istilah klasiknya Jakarta Kota Motor. Yap, kita pastinya udah tau tentang kemacetan Jakarta yang tak ada henti-hentinya. Kalau ga macet bukan Jakarta namanya. dan sebenarnya mengeluh "duh jakarta maceet" sama ibaratnya dengan nyebut "duh upil ku asin" . Upil udah pasti asin, dan Jakarta udah pasti macet. Entah kenapa penyebabnya, tapi menurut gw penyebab utama adalah pola pikir dan gaya hidup orang Jakarta yang gak mau pakai angkutan umum, dengan alasan sarana transportasi umum nya parah dan tidak nyaman. Mereka cenderung memilih pakai mobil atau motor. Kalau bawa mobil terus isinya penuh sih menurutku gak masalah, tapi kalo bawa mobil tapi isinya cuman satu itulah yang bikin macet. sedangkan ruas jalan di Jakarta udah tak sesuai dengan volume kendaraan yang ada. Kalau sudah bawa mobil sendiri itu rasanya udah WAH. PR besar buat pak Joko

Kos Baru TV Baru

Selamat pagi semuanya… walaupun udah siang, sore, atau malam, gw harap semangat pagi tetap membara di benak saudara-saudara sekalian… lama gak blogging, jadi kaku mau nulis. Kebanyakan microblogging kali ya… blog dalam bentuk micro yaitu twitter.. lebih simple, lebih mudah, apa yang mau ditulis, langsung tulis, dengan batasan 140 karakter.. Okeeee,, mari mulai ngeblog…. Akhirnya setelah 20 bulan lamanya, gw pindah kos juga. Yaaa walaupun cuman geser dikit beberapa meter dari kos lama, tetep aja namanya pindahan. pindah ke yang lebih enak, gak begitu panas, nyaman, dan yang pasti dekat dengan sumber makanan. Gak kaya dulu yang kalo mau nyari makan aja malesnya minta ampun, udah jauh, jalan kaki, belum lagi kalo ujan. Sekarang tinggal jalan beberapa menit aja udah nyampe warteg, tukang nasi goreng, sate, mie ayam, bakso, dan sebagainya. Kalau pagi ada tukang nasi uduk yang bisa buat sarapan. Pokoknya kali ini gw berniat buat menggemukkan badan… *pake iket kepala* Sepertinya s

Akhir Tahun in a Rush

well, kembali lagi berjumpa dengan saya om jenggot yang agak ganteng ini. kenapa om? ya setelah menyadari bahwa teman-teman gw sudah banyak yang punya anak, jadi sudah pantas lah dipanggil om. bukan om om senang, tapi om ganteng saja ya... *sisiran* hari berganti-hari, semakin mendekati akhir tahun tentunya kesibukan selalu saja datang bersama-sama. maklum, pada kejar setoran. bagian keuangan pun siap untuk kelimpungan. ada yang cairin honor, ada yang ngurus pertanggung jawaban. pokoknya komplit dah. dan siap siap aja akhir tahun ini tensi meningkat sangat cepat. kemarin aja udah ada yang nggebrak meja, marah marah sama orang keuangan, dan semua seisi ruangan terdiam membeku, keringat dingin keluar. kegiatan di kantor khususnya di bagian gw masih ada tiga, dua buah FGD dan satu PPKI, semuanya dihabisin di bulan november. dah gak mau tau yang penting semua kegiatan terlaksana. dan penyerapan anggaran berjalan dengan sempurna. ini nih yang gw bingung dari dulu. parameter keb

Realistis Idealis Part 2

Realistis atau idealis adalah dua hal yang kadang bertentangan dalam segala bidang. tak ada henti hentinya gw nulis tentang ini karena ada aja pertentangan dalam hati. kadang keduanya bisa berjalan seiring, tapi banyak juga yang bertolak belakang.  nah dari semua kejadian yang gw alami, dapat disimpulkan gw adalah orang yang realistis, yang dahulunya pengen banget memperjuangkan idealisme. menyerah dan realistis memang beda tipis...  waktu dulu ngeband, pengennya sih maenin lagu lagu dengan skill super mumpuni, tapi apa daya, tangan tak mampu mengkulik kulik dengan skill tinggi. jadilah sudah maen lagu yang apa adanya, yang jelas enak didenger, tapi bukan menye-menye... nah sekarang malah maenin lagu yang aduh aduh bikin gw bisa tidur pas maen drum. apa mau dikata, lha wong yang laen bisanya cuma lagu lagu itu... lagu super melow angkatan butiran debu. nah dalam kerjaan nih, memang bakat relistis udah muncul semenjak gw pertama kali ikutin tes CPNS, dulu itu waktu kuliah k

Bimbang

hari hari berganti dan ku telah sedikit melupakannya, kemudian bertumpu pada seorang yang baru  walopun memang halangan lebih berat... tapi paling tidak lebih terbuka buat si hebat berhenti berhadap padanya harapan semu... karena semua seolah tidak ada lagi celah bagiku.. ingin ku berlari darimu, menjauh, melupakan... tapi kebimbangan pun tiba dengan serta merta... ketika semua akan berlanjut dengan cerita baru, dia dengan seketika memberi tanda-tanda,  seakan ada sedikit celah pintu kecil bagiku. suatu ketakutan muncul, akankah terjadi lagi penyesalan di kemudian nanti, setelah satu keputusan diambil? andaikan penyesalan itu ada didepan sebelum keputusan diputuskan, pastinya tak ada rasa bimbang untuk suatu tindakan. dan saat ini pun yang bisa dilakukan hanyalah menunggu dan tetap bersabar.. we'll see....

Bukan Mario Teguh Golden Ways

Tidak banyak basa basi... sekarang gw mau nulis apa aja .. cekibroot.... hidup berawal dari mimpi, itu benar, kata orang bijak.... tapi terlalu terlelap dalam mimpi akan membuat kita terbuai dan lalai akan apa yang seharusnya kita lakukan saat ini. kepercayaan adalah segala-galanya di dalam semua hal. ketika kau sudah tidak dipercaya lagi, tamatlah riwayatmu. kesempatan itu datang silih berganti, mana yang akan kita ambil, tentunya harus berhati-hati karena itu yang paling krusial. ketika keputusan sudah diputuskan, maka jalani saja semua hal yang menjadi akibat dari keputusan itu. mencari-cari alasan bukan merupakan sebuah jalan untuk mengelak pada keadaan. kita manusia menjalani fase-fase kehidupan yang pasti dan sudah kita alami. sampai mana fase itu maka maksimalkanlah semua yang ada di dalam diri supaya kita tidak menyesal setelah melewati fase itu. bekerja itu untuk mencari penghasilan, bukan mencari muka atau jabatan. dangan mendapatkan upah yang setimpal dengan pekerja