Selamat malam, pagi, siang dan sore. Jumpa lagi bersama saya dalam catatan dunia maya ini. Berhubung cuaca lagi tidak mendukung untuk beraktivitas, maka saya memutuskan untuk menulis diblog ini. Namanya saja blogger, ya nulisnya di blog. Mau itu dibaca ato kagak ma urusan belakangan. Hehehehe
contoh penyiar yang baik |
Sampai suatu saat gw dikejutin dengan kalimat lugas penuh ambiguitas dari sang penyiar yang bunyinya:
“sekarang rumah dalam keadaan kosong, yang tinggal hanyalah istri dan empat orang anaknya”
Sedikit tekejut, sampai-sampai roti yang tengah ane kunyah muncrat-muncrat. Gimana jadinya rumah kosong kok dibilang yang tinggal hanya istri dan empat anaknya. Itu bukan kosong mbak. Ada orangnya tu rumah. Waduh waduh… apa gara-gara gw pelototin, tu mbak nya jadi grogri ya? Jadi salah ngomong.
Kasus aneh juga oernah terjadi saat rame-ramenya merapi meletus. Reporter di salah satu stasiun TV mengatakan:
“semua korban yang ada di Rumah Sakit ini hangus terbakar sampai-sampai saya tidak mengenalinya”
Gw pikir, apa tu reporter sebelumnya udah kenalan ya ama tu korban-korban? Bila korban tidak hangus terbakar, mbaknya reporter kenal semua ama tu orang-orang. Wah hebat donk. Sang reporter mungkin saking paniknya jadi ngomong kaya gitu.
Memang menjadi reporter ataupun penyiar berita adalah pekerjaan yang sulit. Disamping harus pinter ngomong, kita harus bias milih diksi yang tepat saat menyajikan laporan. Ditambah lagi wawasan kita harus luas. Pernah suatu ketika reporter Met** TV diupper cut sama Pak Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto.
Saat itu Pak Hery sedang diwawancarai terkait lahar dingin yang memenuhi kali Code. Reporter bertanya dengan lugas, “bagaimana rencana relokasi terhadap warga sekitar kali Code Pak?” padahal saat itu lagi situasi genting dan banjir baru saja terjadi.
Pak walikota langsung tegas menjawab:
“saat ini kita tidak bicara relokasi mbak, sekarang yang kita bicarakan evakuasi, relokasi itu nanti”
Nah, dari kasus diatas kan maksud reporter ya evakuasi itu. Yang namanya relokasi itu setelah bencana selesai. Mbak nya reporter kurang wawasan atao gimana gw gak tau. Yang jelas dia udah di KO sama Pak Herry.
Okelah, sekarng waktunya pamit. Gw mau nerusin kegiatan yang sempat terhambat. Yaitu tidurrrrr… nggzzzzzzzzzz… grrrroookkkk….
Comments
Post a Comment