Alkisah ada sepasang sejoli yang sedangb dimadu asmara. Kedua orang ini sepakat untuk menjalani hubungan yang serius, seserius pak SBY kalo pidato. Si cowok gak tau kenapa ngebet banget pengen sekerea menikahi itu gadis. Sebut saja cowok itu bernama Tumino, dan si cewe bernama Tumini. Nah si Tumino ini adalah kakak kelas dari Tumini, otomatis dong doi lulus sekolah duluan, dan lulus kuliah juga duluan.
Tumino mengajak Tumini untuk menikah muda, katanya dia kepengan banget. Tumini pun lama kelamaan luluh, dan meng iyakan tapi dengan satu syarat. Syarat itu adalah menunggu Tumini lulus kuliah dulu. Dari analisis gw yang super tajam, Tumini memberi syarat demikian karena kalo nikah sebelum lulus, nantinya bakal sulit nyelesain kuliahnya. Karena sibuk ngurusi si suami. Masak, bikin the, mencuci, menyiapkan pakaian, dan sebagainya… itu kerjaan yang berat tentunya.
Nah selang beberapa waktu, ternyata tiba-tiba dan tak dinyana, tak ada mendung tak ada hujan, adanya cuma kentut,,, si Tumino memberi kabar kebada Tumini untuk menghadiri pernikahannya. Kaget bukan kepalang ternyata si Tumino tak sabar untuk segera menikah, dan dinikahilah wanita lain. Bukan Tumini
Hati Tumini pun bergejolak, serasa tertusuk pisau dari belakang. Wong tidak ada kabar apapun kok tiba-tiba ada undangan. Tumini pun mencoba menabahkan diri, sekuat tenaga untuk tetap tenang dan santai. Ternyata syarat yang dia ajukan tak bisa dipenuhi oleh Tumino.
Tumini pun datang ke pernikahan Tumino dengan wanita itu. Sebut saja wanita itu dengan Tumiyem. Dan dengan hati lapang, TUmini merelakan sang pujaan hati menikahi wanita lain.
Selang beberapa hari, dia dikasih tau kabar dari temannya bahwa si Tumino itu habis digrebek oleh warga. Kepergok berbuat sesuatu yang diinginkan di dalam kamar bersama cewe. Nah muncullah pikiran apakah karena si Tumino kebelet jadi demikian akhirnya. Waktu pun menjawab selang 2 bulan, yang tiba-tiba Tumiyem udah hamil 4 bulan an. Yang ini memang belum jelas betul informasi yang gw dapet, intinya di cewe udah mlendung sebelum menikah.
Positif sudah perkiraan Tumini. Masa lalu biarlah berlalu, mereka berdua pun berhubungan layaknya teman biasa.
Selang beberapa tahun, ada kabar lagi, dan kali ini dari temannya. Isi dari kabar itu adalah si Tumino menikah lagi. Jreeennggg jreeeenggg jreeeengg.. iringan musik ala Prabu Wijaya pun berkumandang.
Ya, ternyata Tumino pun menikah lagi, dari informasi yang didapat penulis, TUmino itu becerai dari Tumiyem, meninggalkan satu anak, gara-gara ikut campurnya mertua terhadap rumah tangga yang dia bina. Ya memang sulit kalo uda begitu.
Balik lagi, ke cerita. Sekarang Tumino menikahi cewe, adik angkatannya pas. Katanya hanya inilah yang bisa menerima Tumino apa adanya, buka ada apanya. Sebut saja dengan nama Sarjiyem. Sarjiyem ini adalah seorang wanita yang dapat menerima Tumino apa adanya, walopun dia itu duda.
Nah masalah muncul ketika si Sarjiyem ini merasa diduakan dengan adanya TUmino menjenguk anaknya (hasil hubungan dengan Tumiyem). Sarjiyem cemburu karena merasa perhatian Tumino lebih kepada Tumiyen dan anaknya. Sebagai ayah kandung memang sebuah kewajiban untuk memagi kasih sayang kepada anaknya. Apalagi Tumiyem belum menikah lagi.
Hal inilah yang dia curhatkan ke wanita pertama yaitu Tumini. Ada timbul masalah baru dia dengan Sarjiyem. Walopun sudah disakiti, Tumini tetap bisa menampung curhatan dia. Tapi dengan satu syarat, Tumino tidak macem-macem.
Nah, akhirnya dia meladeni curhatan Tumino, dan inti dari nasehat yang Tumini berikan pada Tumino adalah semua yang dialami Tumino itu hasil dari kelakuannya sendiri, dan itu memang harus dihadapi. Apalagi dengan situasi seperti itu, pasti ada maslah yang timbul. Kata-kata ajaib yang Tumini berikan adalah “guee, gak mau denger lagi ada kabar kamu menikah untuk yang ketiga kalinya” dengan berujar dalam hati “untung gw dulu gak jadi sama elo”
Sekian cerita kisah nyata anak manusia. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata. Perlu ditekankan bahwa, nama yang dipakai hanyalah nama samaran saja. Bagi yang merasa ini adalah kisah nya.. mohon maaf kalo ada kesalahn yang saya sengaja saja. Maaf juga nama samarannya ky gitu. Hehehe.. Tumini Tumini
Tumino mengajak Tumini untuk menikah muda, katanya dia kepengan banget. Tumini pun lama kelamaan luluh, dan meng iyakan tapi dengan satu syarat. Syarat itu adalah menunggu Tumini lulus kuliah dulu. Dari analisis gw yang super tajam, Tumini memberi syarat demikian karena kalo nikah sebelum lulus, nantinya bakal sulit nyelesain kuliahnya. Karena sibuk ngurusi si suami. Masak, bikin the, mencuci, menyiapkan pakaian, dan sebagainya… itu kerjaan yang berat tentunya.
Nah selang beberapa waktu, ternyata tiba-tiba dan tak dinyana, tak ada mendung tak ada hujan, adanya cuma kentut,,, si Tumino memberi kabar kebada Tumini untuk menghadiri pernikahannya. Kaget bukan kepalang ternyata si Tumino tak sabar untuk segera menikah, dan dinikahilah wanita lain. Bukan Tumini
Hati Tumini pun bergejolak, serasa tertusuk pisau dari belakang. Wong tidak ada kabar apapun kok tiba-tiba ada undangan. Tumini pun mencoba menabahkan diri, sekuat tenaga untuk tetap tenang dan santai. Ternyata syarat yang dia ajukan tak bisa dipenuhi oleh Tumino.
Tumini pun datang ke pernikahan Tumino dengan wanita itu. Sebut saja wanita itu dengan Tumiyem. Dan dengan hati lapang, TUmini merelakan sang pujaan hati menikahi wanita lain.
Selang beberapa hari, dia dikasih tau kabar dari temannya bahwa si Tumino itu habis digrebek oleh warga. Kepergok berbuat sesuatu yang diinginkan di dalam kamar bersama cewe. Nah muncullah pikiran apakah karena si Tumino kebelet jadi demikian akhirnya. Waktu pun menjawab selang 2 bulan, yang tiba-tiba Tumiyem udah hamil 4 bulan an. Yang ini memang belum jelas betul informasi yang gw dapet, intinya di cewe udah mlendung sebelum menikah.
Positif sudah perkiraan Tumini. Masa lalu biarlah berlalu, mereka berdua pun berhubungan layaknya teman biasa.
Selang beberapa tahun, ada kabar lagi, dan kali ini dari temannya. Isi dari kabar itu adalah si Tumino menikah lagi. Jreeennggg jreeeenggg jreeeengg.. iringan musik ala Prabu Wijaya pun berkumandang.
Ya, ternyata Tumino pun menikah lagi, dari informasi yang didapat penulis, TUmino itu becerai dari Tumiyem, meninggalkan satu anak, gara-gara ikut campurnya mertua terhadap rumah tangga yang dia bina. Ya memang sulit kalo uda begitu.
Balik lagi, ke cerita. Sekarang Tumino menikahi cewe, adik angkatannya pas. Katanya hanya inilah yang bisa menerima Tumino apa adanya, buka ada apanya. Sebut saja dengan nama Sarjiyem. Sarjiyem ini adalah seorang wanita yang dapat menerima Tumino apa adanya, walopun dia itu duda.
Nah masalah muncul ketika si Sarjiyem ini merasa diduakan dengan adanya TUmino menjenguk anaknya (hasil hubungan dengan Tumiyem). Sarjiyem cemburu karena merasa perhatian Tumino lebih kepada Tumiyen dan anaknya. Sebagai ayah kandung memang sebuah kewajiban untuk memagi kasih sayang kepada anaknya. Apalagi Tumiyem belum menikah lagi.
Hal inilah yang dia curhatkan ke wanita pertama yaitu Tumini. Ada timbul masalah baru dia dengan Sarjiyem. Walopun sudah disakiti, Tumini tetap bisa menampung curhatan dia. Tapi dengan satu syarat, Tumino tidak macem-macem.
Nah, akhirnya dia meladeni curhatan Tumino, dan inti dari nasehat yang Tumini berikan pada Tumino adalah semua yang dialami Tumino itu hasil dari kelakuannya sendiri, dan itu memang harus dihadapi. Apalagi dengan situasi seperti itu, pasti ada maslah yang timbul. Kata-kata ajaib yang Tumini berikan adalah “guee, gak mau denger lagi ada kabar kamu menikah untuk yang ketiga kalinya” dengan berujar dalam hati “untung gw dulu gak jadi sama elo”
Sekian cerita kisah nyata anak manusia. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata. Perlu ditekankan bahwa, nama yang dipakai hanyalah nama samaran saja. Bagi yang merasa ini adalah kisah nya.. mohon maaf kalo ada kesalahn yang saya sengaja saja. Maaf juga nama samarannya ky gitu. Hehehe.. Tumini Tumini
Comments
Post a Comment